Tuesday, June 22, 2010

Susah Konsentrasi

Pekerjaan saya akhir-akhir ini banyak menggunakan komputer. Membaca paper, menulis, coding, dsb. Padahal sebenarnya saya tidak terlalu suka bekerja terus menerus di depan komputer. Mata saya cepat sekali lelah. Apalagi saya harus memakai kacamata apabila bekerja di depan komputer.

Hal lain yang membuat saya tidak begitu senang bekerja di depan komputer adalah susahnya berkonsentrasi. Ya, belakangan ini begitu banyaknya godaan yang ada di komputer saya (game, film, BROWSING, etc).

Beberapa teman saya tampaknya mudah sekali mengatasi godaan-godaan media digital ini (apa sih tipsnya?). Tetapi apalah saya ini, manusia lemah yang sering terjerumus ke dalam jurang godaan. Kalau lagi stuck dengan pekerjaan, pikiran saya seringkali buyar, saya malah bermain-main game, iseng-iseng buka ini itu. Saya baru bisa fokus lagi beberapa waktu (bisa beberapa jam) setelahnya, tetapi itupun masih dalam keadaan stuck, walhasil saya malah kembali ngalor-ngidul. Padahal saya tahu saya harus dengan segera menyelesaikan kerjaan-kerjaan tsb.

Pekerjaan yang paling membutuhkan konsentrasi menurut saya adalah membaca dan memahami materi di depan komputer. Terutama apabila materi bacaannya tidak menarik sulit. Misalnya memahami cara kerja suatu algoritma, memahami prosedur, mempelajari syntax-syntax pemrograman, dsb. Kalau materinya seperti itu, saya butuh waktu lama untuk memahaminya, dan dalam proses memahami itu saya malah jadi sering ngalor ngidul melakukan hal-hal lain, alih-alih memusatkan perhatian. Sebenarnya tidak hanya membaca dan memahami materi, menulis dan “berkarya” (coding, membuat analisis, menulis laporan, ber-engineer ria, dsb) pun seperti itu.

Kalau sudah kelamaan stuck saya memutuskan untuk beristirahat, berdoa sungguh-sungguh. Lalu, saya memutuskan untuk sebisa mungkin mengerjakan semuanya tidak menggunakan komputer. Jadi, materi yang susah saya mengerti, saya print terlebih dahulu; menulis saya lakukan di atas buku tulis, hal-hal seperti itu. Dengan demikian, resiko terjerumus godaan berbagai macam hiburan di komputer bisa ditekan. Selain itu, membaca bacaan dari kertas (printed paper) lebih ramah-mata (eye friendly?) daripada menggunakan monitor komputer. Walhasil, saya lebih mudah berkonsentrasi. Sayangnya, hal ini boros kertas, sekalipun kertas recycle :( . Tetapi apa boleh buat. Saya musti bisa berkonsentrasi. Maafkan saya ibu alam (mother nature?).

Susah nih. Boleh dibilang saya seorang yang computer literate, tetapi saya lebih memilih untuk bekerja sesedikit mungkin di depan komputer.

2 comments:

Anonymous said...

Peter, saya juga mengalami susah konsentrasi loh. Tapi beberapa hari belakangan ini saya menemukan solusinya. Putuskan internet. Wakakakakak... :))

Alhasil saya terpaksa untuk tidak berinternet karena pulsa saya lagi abis. ==' Dan it works. Coba deh. :p

Peter said...

ekstrim bgt.. tapi boljug